Monday, 9 March 2015

,   |  No comments  |  

Jakarta: Kota dengan lalu lintas terburuk sedunia

Setelah menduduki peringkat terakhir dalam indeks kota teraman oleh Economist Intelligence Unit (EIU) pekan lalu, Jakarta kini telah menerima status kota dengan lalu lintas terburuk di dunia, kali ini oleh produsen pelumas Castrol Inggris.

Indeks Stop-Start Castrol memeriksa kondisi lalu lintas di 78 kota dan wilayah di seluruh dunia, termasuk Asia, Australia dan Eropa, serta Amerika Utara dan Selatan. Indeks tidak termasuk India atau Vietnam. Data indeks yang digunakan bersama secara anonim oleh jutaan pengguna perangkat navigasi TomTom di seluruh dunia untuk mengukur rata-rata jumlah berhenti dan mulai jalan per kilometer dalam setiap kota. Angka itu kemudian dikalikan dengan jarak rata-rata perjalanan per tahun.

Menurut survei, tersedia di magnatec.castrol.com, Jakarta menduduki peringkat kota dengan jumlah tertinggi berhenti dan mulai jalan, dengan rata-rata 33.240 per pengemudi per tahun. Jakarta diikuti oleh Istanbul, Turki, dengan 32.520 berhenti dan mulai per tahun, dan Mexico City, dengan 30.840 per tahun. Surabaya juga termasuk dalam daftar sebagai kota dengan rata-rata berhenti-mulai jalan keempat tertinggi, mencapai 29.880 per tahun. Sementara itu, kota-kota lebih lengang mencakup Tampere di Finlandia, Rotterdam di Belanda dan Bratislava, Slovakia.

Menanggapi survei, Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama mengakui bahwa kemacetan lalu lintas Jakarta mungkin juga menjadi salah satu yang terburuk di dunia. "Tentu saja. Selama Jakarta tidak memiliki sistem transportasi massal berbasis rel yang layak, kita akan selalu macet, "kata Ahok kepada wartawan di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu. Transportasi umum kota sebagian besar terdiri dari minivan dan minibus, banyak yang mendorong sembarangan dan sering berhenti di tengah jalan untuk mengambil dan menurunkan penumpang.

Rata-rata dimulai dan berhenti per pengemudi per tahun

Paling padat:


1. Jakarta, Indonesia 33,240

2. Istanbul, Turkey 32,520

3. Mexico City, Mexico 30,840

4. Surabaya, Indonesia 29,880

5. St. Petersburg, Russia 29,040


Paling lengang:

1. Tampere, Finland 6,240

2. Rotterdam, the Netherlands 6,360

3. Bratislava, Slovakia 6,840

4. Abu Dhabi, United Arab Emirates 6,840

5. Brisbane, Australia 6,960

Sepeda sebagai moda transportasi utama di Belanda

Kota Jakarta saat ini hanya memiliki satu bentuk berbasis rel angkutan umum, kereta api komuter yang dioperasikan oleh PT KAI Commuter Jakarta. Ahok melanjutkan dengan mengatakan bahwa masalah hanya bisa diselesaikan setelah sistem transportasi publik berbasis rel kota selesai. Kuala Lumpur juga sedang membangun sistem MRT dan merencanakan pengembangan kereta ringan angkutan (LRT) sistem sebagai pengumpan untuk MRT.

Dishub Kepala Benjamin Bukit mengatakan bahwa kota tidak bisa membatasi pertumbuhan kendaraan pribadi di Jakarta. Peningkatan kendaraan pribadi, kata dia, tidak diikuti dengan peningkatan ruang jalan. Menurut data dari Polda Metro Jaya, kota pada tahun 2014 memiliki sekitar 17,5 juta kendaraan bermotor di jalan, peningkatan yang signifikan dari 16 juta tahun sebelumnya. "Sementara itu, rasio jalan di Jakarta hanya meningkat 0,01 persen setiap tahun," kata Benjamin wartawan di Balai Kota. Oleh karena itu, kata dia, kota akan menyediakan transportasi umum yang layak sehingga pengendara tidak lagi harus bergantung pada kendaraan pribadi mereka.

Bagi banyak pengguna jalan Jakarta, indeks hanya menegaskan apa yang mereka alami sehari-hari.

diterjemahkan dari laman thejakartapost.com

0 komentar:

Post a Comment